Selasa, 18 Februari 2014

SKRIPSI PAI BAB I UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP AKHLAK TERPUJI DENGAN MENERAPKAN TEKNIK PEMBIASAAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan semula berasal dan bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan dan bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.[1]
Pengertian pendidikan yang tertera dalan ketentuan umum pasal 1 ayat 1: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.[2]
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat dominan dalam kehidupan. Pendidikan itu mutlaq bagi kehidupan individu, sosial bangsa dan Negara, maju mundurnya suatu bangsa amat bergantung kepada pendidikan yang mereka lakukan.
Dalam kehidupan manusia, pendidikan memegang peranan yang sangat strategis, karena dengan melalui pendidikan dapat dilakukan bimbingan dan pengarahan terhadap pertumbuhan dan perkembangan sikap mental anak

didik, oleh karena itu pendidikan harus dilakukan dengan cara yang baik, benar, terpadu, dan terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[3]
Berdasarkan fungsi pendidikan Nasional diatas, peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam mengembangkan misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah, selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan kelas.
Salah satu permasalahan yang harus dihadapi oleh seorang guru junior maupun guru senior dalam melakukan proses pembelajaran adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya jika terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, ialah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal ketika proses belajar mengajar. Yang termasuk ke dalam hal ini misalnya adalah, penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas siswa atau penetapan norma kelompok yang produktif efektif.[4]
Banyak ahli pendidikan yang mengartikan tentang pengelolaan kelas, diantaranya adalah:
  1. Syaiful Bahri Djamarah (2006 :175) mengatakan bahwa pengelolaan kelas terdiri dan dun kata yaitu pengelolaan dan kelas. Istilah lain dan pengelolaan adalah manajemen yang memiliki arti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Sehingga dan kata tersebut bisa diartikan bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru dalam mengatur dan mengelola kelas untuk menciptakan dan memelihara kegiatan belajar mengajar.
  2. Thoifuri (2008 :127) mengartikan pengelolaan kelas sebagai kemampuan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dalam bentuk merencanakan, melaksanakan dan memperbaiki kelas untuk menjadi lingkungan yang interaktif, efektif dan efesien.
  3. Pupuh Faturohmau (2003 :103) mengatakan bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi penggunaan alat-alat belajar yang tepat sesuai dengan masalah yang ada dan karakteristik kelas yang di hadapi.[5]
Kreativitas merupakan aspek yang sangat penting dan berharga dalam setiap usaha manusia, sebab melalui kreativitas akan dapat ditemukan dan dihasilkan berbagai teori, pendekatan, dan cara barn yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Tanpa adanya kreativitas, kehidupan akan lebih merupakan suatu yang bersifat pengulangan terhadap pola-pola yang sama. Menurut Juan Huarte kreativitas merupakan jenis kecendekiawan tertinggi pada umat manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Karena itu meneliti tentang kreativitas berarti meneliti tentang potensi tertinggi umat manusia.
Pengembangan kreativitas pada penelitian ini dilaksanakan dalam konteks praktik pendidikan di sekolah. Hal ini merupakan salah satu jawaban terhadap kenyataan yang ada bahwa pendidikan di Indonesia saat ini lebih berorientasi pada hasil yang bersifat pengulangan, penghafalan, dan pencarian satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan. Proses-proses pemikiran tingkat tinggi termasuk berfikir kreatif jarang sekali dilatihkan. Demikian juga dengan kemampuan menulis siswa. kemampuan kreatif sering muncul pada anak-anak, tapi seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan tersebut menjadi berkurang dan salah satu faktor yang menyebabkan kurang berkembangnya kreativitas adalah praktik pendidikan yang kurang mengapresiasi terhadap kemampuan kreatif anak.
Selanjutnya Ugur menjelaskan bahwa pembelajaran di kelas mempunyai peranan yang sangat strategis dalam mengembangkan kreativitas, karena itu peranan guru menjadi sangat penting dalam meningkatkan dan mengembangkan kreativitas siswanya. Stemberg menyebutkan bahwa kebanyakan guru pada dasarnya adalah kreatif tapi hanya sedikit diantara mereka yang mampu mengekspresikan kreativitasnya di dalam kelas. Lebih lanjut lagi, peran guru yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kreativitas siswanya yaitu berperan sebagai figur di kelas yang perilakunya akan ditiru oleh siswanya dan berperan sebagai pencipta suasana kelas yang nyaman dan kondusif.[6]
Untuk menumbuhkan kreativitas siswa perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif, pendidik hendaknya dapat merangsang siswa untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan.
Salah satu upaya guru Agama yang dapat menumbuhkan kreativitas belajar siswa pada tujuan utama pendidikan yaitu dengan menggunakan metode Probling Question siswa menjadi lebih kreatif dalam berfikir dan mendapatkan informasi dan jawaban yang lengkap dan jelas.
“Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang .dipergunakan oleh seorang guru atau dalam pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, balk secara individual maupun kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan”[7]
Di SDN Karang Anyar I Pandeglang, berdasarkan observasi awal guru kurang menggunakan metode yang menarik ketika melakukan proses belajar mengajar didalam kelas sehingga siswa kurang aktif dan berfikir kreatif. Guru pun tidak dapat mengetahui pemahaman anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan, sehingga tidak dapat mencapai tujuan pendidikan dengan baik.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis akan mengadakan penelitian dengan judul “Upaya meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa pada konsep akhlak terpuji dengan menerapkan teknik pembiasaan di Kelas I SDN Karang Anyar I Pandeglang.

B.     Pembatasan Masalah
Agar pembatasan masalah tidak meluas dan terfokus pada permasalahan inti, maka penulis perlu membuat suatu batasan masalah yang tegas. Adapun batasan-batasan masalah tersebut adalah :
1.      Membahas mengenai kreativitas dalam belajar pada mata pelajaran PAI
2.      Membahas Teknik Pembiasaan

C.    Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :
1.      Bagaimana upaya guru Agama dalam menumbuhkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ?
2.      Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan Teknik Pembiasaan
D.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru Agama dalam menumbuhkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2.      Untuk menerapkan Teknik Pembiasaan yang dapat menumbuhkan kreativitas belajar dan hasil belajar siswa.

E.     Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, diantaranya.
1.      Bagi guru
Sebagai sarana untuk mengambil inisiatif dalam rangka penyempurnaan proses belajar mengajar, karena guru merupakan kunci keberhasilan dalam mengembangkan misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah dengan bertanggung jawab untuk mengatur dan mengarahkan proses pembelajaran sehingga tercipta suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan kelas.
2.      Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan dalam mengambil metode yang tepat dalam rangka menumbuhkan kreativitas dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu dan prestasi belajar siswa, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan.
3.      Bagi Penulis
Sebagai bahan penulisan karya ilmiah, sekaligus sebagai tambahan informasi mengenai upaya guru Agama dalam menumbuhkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.


[1] Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Diadit Media, 2010), p. 1
[2] Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta : 2006), p. 8
[3] Ibid, p.8
[4] http://asepbunyamin05,wordpress.com/2010/06/02/pengelolaan-kelas/
[5] Anis Fauzi dan Rifyal Ahmad Lugowi, Pembelajaran Mikro, (Jakarta : Diadit Media, 2009), p.25-26
[6] Rahmat Aziz, Psikologi Pendidikan, (Malang : UIN-Maliki Press, 2010), p.2-4
[7] Abu Ahmadi dan Toko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar