Kamis, 01 Desember 2011

SKRIPSI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SHALAT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PAI DI KELAS IV SDN SUKASARI I RAJEG TANGERANG BAB II


BAB II
KERANGKA TEORITIS

A.     Hakekat Metode Demonstrasi
Sebelum membahas metode demonstrasi, perlu dijelaskan pengertian metode mengajar.
Kalau kita perhatikan dalam proses perkembangan pendidikan agama di Indonesia Bahwa salah satu hambatan yang menonjol dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam ialah masalah metode mengajarkan agama pada perguruan umum. Meskipun bahwa metode tidaklah mempunyai arti apa-apa bila dipandang terpisah dari komponen lain. Metode hanya penting dalam hubungannya dengan segenap komponen lainnya seperti tujuan, situasi, dan lain-lain.
Didalam menggunakan satu atau beberapa metode, syarat-syarat berikut ini harus selalu diperhatikan :
1.      Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid.
2.      Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid.
3.      Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi ekspresi yang kreatif dari kepribadian murid.

4.      Metode mengajar yang digunakan harus dapat merangsang keinginan murid untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksporasi dan inovasi (pembaharuan).
5.      Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6.      Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalistis dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan. 
7.      Metode mengajar yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.[1]
Dalam pembelajaran PAI materi Fiqh metode mengajar yang digunakan salah satunya adalah metode demonstrasi dan eksperimen.
Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode mengajar di mana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas suatu proses (proses cara mengambil air wudhu, proses jalannya shalat dua rakaat dan sebagainya).
Yang dimaksud dengan metode eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui (murid mengadakan eksperimen menyelenggarakan shalat Jum’at, merawat jenazah dan sebagainya).
a.       Metode demonstrasi dan eksperimen dilakukan :
1)      Apabila akan memberikan keterampilan tertentu.
2)      Untuk memudahkan berbagai penjelasan, sebab penggunaan bahasa dapat lebih terbatas.
3)      Untuk menghindari verbalisme
4)      Untuk membantu anak memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab akan menarik. 
b.      Segi positif :
1)      Perhatian anak akan terpusat kepada apa yang didemosntrasikan. Dan memberikan kemungkinan berpikir lebih kritis.
2)      Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan anak.
3)      Akan mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan, karena anak mengamati langsung terhadap suatu proses.
4)      Dengan metode ini sekaligus, masalah-masalah yang mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat dijawab.  
c.       Segi Negatif
1)      Dalam melaksanakan metode demonstrasi dan eksperimen biasanya memerlukan waktu yang banyak.
2)      Apabila kekurangan alat-alat, padahal alat-alatnya tidak sesuai dengan kebutuhan, maka metode ini kurang efektif.
3)      Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk melaksanakan eksperiment.
4)      Banyak alat-alat yang tidak dapat didemonstrasikan dalam kelas karena besarnya atau karena harus dibantu dengan alat-alat yang lain.
d.      Saran-saran :
1)      Lakukanlah dengan metode demonstrasi dan eksperimen dalam hal-hal yang bersifat praktis dan urgent dalam masyarakat.
2)      Arahkanlah pendemonstrsian maupun eksperimen agar murid-murid dapat meperoleh pengertian yang lebih jelas, pembentukan sikap serta kecakapan praktis.
3)      Usahakan supaya semua anak dapat mengikuti demonstrasi dan eksperimen.
4)      Berilah pengertian sejelas-jelasnya landasan teori dari apa yang hendak didemonstrasikan maupun dieksperimenkan.[2]
Metode demonstrasi dan eksperimen adalah cara menyampaikan materi pembelajaran dengan peragaan, baik dilakukan oleh dirinya atau meminta orang lain untuk memperagakannya. Metode demonstrasi berguna untuk :
a.       Menunjukan keterampilan tertentu
b.      Memudahkan penjelasan
c.       Menghindari urbanisme
d.      Melatih keterampilan.[3]
Dalam pembelajaran fiqh metode demonstrasi dapat digunakan untuk melatih gerakan wudhu, shalat, haji dan lain-lain, berkaitan dengan penelitian tindakan kelas ini adalah diterapkan metode demonstrasi pada pokok bahasan shalat.

B.     Pembelajaran shalat fardhu.[4]
Dibawah ini adalah ringkasan materi yang terdapat dalam buku-buku fiqh terkait dengan masalah shalat fardhu :
1.      Pengertian tentang waktu-waktu shalat fardhu, yaitu waktu shalat subuh, zhuhur, asar, magrib dan isya.
2.      Pengetahuan tentang syarat shalat : kesucian tubuh, pakaian, tempat shalat, masuknya waktu shalat, menghadap ke arah kabah dan menutup aurat.
3.      Penjelasan tentang rukun-rukun shalat :
a.       Niat
b.      Berdiri bagi yang mampu
c.       Tarkbiratul ihram
d.      Membaca fatihah
e.       Ruku
f.        I’tidal
g.       Sujud
h.       Duduk diantara dua sujud
i.         Duduk tasyakul
j.        Membaca shalawat kepada nabi Saw
k.      Salam
l.         Tertib
4.      Pengetahuan tentang sunnah-sunnah shalat, seperti membaca doa iftitah, membaca, satu surah setelah al-fatihah, bacaan ruku, bacaan I’tidal, qunut, bacaan sudut, bacaan duduk diantara dua sujud dan sebagainya.
5.      Pengetahuan tentang khusu dalam sholat. 
Semua kompetensi yang telah disebutkan di atas adalah tujuan jangka pendek. Jangan sampai anda lupakan bahwa semua itu adalah wasila / jalan agar anak didik anda menjadi manusia yang bertaqwa. Tujuan akhir dari pembelajaran shalat adalah tujuan shalat itu sendiri, yaitu :
  1. Mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah, sebagaimana firman Allah dalam surat Thaha ayat 14 berikut ini :
Ð øjô·øhø» òÑB@¼úv»A øÁø³òC òË ÏøÃôfóJô§ Bò¯ BòÃòC B@ò»øG òÉ»øGB@» óÉú¼»ABòÃòC ÏøÄúÃøG
“Sesungguhnya aku adalah Allah. Tidak ada tuhan selain aku. Beribadahlah kepadaku dan tegakkan shalat untuk mengingatku”

  1. Memiliki jiwa yang tenang dan seimbang, sebagaimana firman Allah berikut ini :
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä ûÈõuKôÜs?ur Oßgç/qè=è% ̍ø.ÉÎ/ «!$# 3 Ÿwr& ̍ò2ÉÎ/ «!$# ûÈõyJôÜs? Ü>qè=à)ø9$# ÇËÑÈ 
 “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. 13 Al-Ra’d : 28)

  1. Memiliki kemampuan untuk tidak terjerumus ke dalam perbuatan keji dan munkar. Sebagaimana firman Allah :
ã@ø?$# !$tB zÓÇrré& y7øs9Î) šÆÏB É=»tGÅ3ø9$# ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# ( žcÎ) no4qn=¢Á9$# 4sS÷Zs? ÇÆtã Ïä!$t±ósxÿø9$# ̍s3ZßJø9$#ur 3 ãø.Ï%s!ur «!$# çŽt9ò2r& 3 ª!$#ur ÞOn=÷ètƒ $tB tbqãèoYóÁs? ÇÍÎÈ 
Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 29, Al-Ankabut : 45)

Tujuan akhir dari shalat sebagaimana disebutkan dalam tiga ayat diatas, jangan sampai lupakan. Hal ini perlu kita ingat karena seringkali seorang guru mengajari siswa untuk shalat tetapi dengan cara memaksa, sehingga menyebabkan siswa merasa terpaksa dan marah pada Allah.
Metode teknik dan media pembelajaran
Untuk dapat menyampaikan materi shalat, agar tercapai tujuan utama pembelajaran,, yaitu membentuk pribadi yang taqwa, diperlukan metode-metode pembelajaran yang relevan. Untuk mencapai kompetensi menyebutkan shalat-shalat fardhu dapat menggunakan ceramah, tanya jawab, dan hapalan. Sedangkan untuk mencapai kompetensi menirukan gerakan menggunakan metode demonstrasi ataupun latihan / praktek. Adapun guna meraih kompetensi “mampu menirukan bacaan” menggunakan hapalan dan penugasan.
  1. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat digunakan untuk menyampaikan materi fiqh tenang ketentuan shalat, khususnya tentang kewajiban shalat bagi setiap mu’min dan hal-hal yang bersifat teoritis lainnya. (anda dapat membaca kembali modul sebelumnya yang menjelaskan metode ini) hal-hal yang terkait dengan gerakan dan bacaan sebaiknya menggunakan metode lain yang lebih efektif.
  1. Metode Tanya Jawab
Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang kewajiban shalat, macam-macam shalat sunnah, dan untuk mengetahui siapa diantara siswa yang sudah biasa melaksanakan shalat di rumahnya.
Metode ini dapat juga digunakan untuk menguji hapalan bacaan shalat atau memotivasi siswa untuk menghapalnya.
Contoh berikut ini adalah metode tanya jawab yang difungsikan untuk menguji kemampuan hapalan atas bacaan shalat.
-         Guru membacakan satu bacaan, misalnya subhana rabbiya-l-‘azhim, kemudian ia meminta siswa untuk menyebutkan, kapan bacaan tersebut dibaca saat shalat.
-         Guru dapat menunjuk seorang siswa untuk membacakan suatu bacaan, kemudian siswa yang lain diminta menunjukkan saat kapan bacaan itu dibaca dalam shalat.
-         Guru dapat membagi kelas kepada beberapa kelompok kecil. Satu kelompok menyebutkan gerakan, kelompok lain melafalkan bacaan.
-         Untuk setiap jawaban yang benar berikan pujian atau score. Bila ada jawaban yang salah, guru segera memperbaikinya.
  1. Teknik Bola Pertanyaan
Teknik ini salah satu teknik yang dapat digunakan dalam sesi tanya jawab. Teknik ini memadukan tanya jawab dengan bermain-main yang mungkin akan cocok bila diterapkan kepada siswa MI kelas I. untuk menggunakan teknik bola pertanyaan guru dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Bagilah setiap siswa dengan selembar kertas kosong
2)      Mintalah setiap siswa menulis pertanyaan pada kertas tersebut. Mintalah kepada mereka agar menulis pertanyaan dengan huruf cetak agar temannya dapat membacanya. Siswa tidak perlu menulis namanya di kertas itu.
3)      Ajaklah setiap siswa untuk meremas kertas itu menjadi sebuah bola.
4)      Guru mengumpulkan bola-bola itu ke dalam keranjang dan membagikan kembali bola-bola itu dengan melemparkan satu demi satu kepada setiap siswa di kelas. Atau, jika kelas membutuhkan penyegaran fisik, guru dapat meminta siswa berdiri dan bermain perang-perangan dengan saling melempar bola pertanyaan ke temannya. Jaga agar tetap tertib. Beri waktu untuk hal itu selama 30 detik.
5)      Beri aba-aba agar siswa mengambil satu bola. Mintalah mereka untuk membuka bola tersebut dan menjawab pertanyaan yang ada didalamnya.
6)      Setelah beberapa menit mintalah beberapa siswa untuk maju ke depan membacakan soal serta jawabannya secara bergiliran.
7)      Guru dan siswa lain memberi umpan balik
8)      Guru menyimpulkan dan menutup pembelajaran.
  1. Teknik Examples Non Examples
Dalam pembelajaran shalat, teknik ini dapat digunakan untuk memperkenalkan gerakan-gerakan shalat dan urutannya melalui sejumlah gambar. Penjelasan dengan menggunakan media gambar akan lebih diingat siswa daripada sesuatu yang didengar. Teknik examples and examples ini dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut :
1)      Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2)       Guru menempelkan gambar shalat yang tidak beraturan di papan tulis atau ditayangkan melalui OHP
3)      Guru memberikan petunjuk “untuk mengurutkan gambar” dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan atau menganalisa gambar tersebut.
4)      Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5)      Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya dan mengurutkan gambar shalat sesuai urutan yang sebenarnya.
6)      Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang hendak dicapai.
7)      Guru membuat kesimpulan
Selain teknik ini, anda dapat baca kembali teknik picture and picture dalam modul sebelumnya. 
  1. Metode Hapalan Dan Teknik Akronim
Untuk mengajarkan macam-macam shalat lima waktu guru dapat menggunakan teknik akronim. Dengan cara ini guru memiliki kata tertentu agar siswa dapat lebih mudah menghafal macam-macam shalat lima waktu. Bila diurutkan sesuai waktu pelaksanaannya, shalat lima waktu adalah :
Maghrib
Isya
Subuh
Zhuhur
Asar
Mungkin sisa akan sulit untuk mengingatnya bila urutannya demikian. Anda dapat memodifikasi urutan itu dengan menggunakan akronim ISLAM. Kata islam sudah dikenal oleh anak-anak, anda tinggal memberikan artinya. Misalnya :
I = Isya
S = Subuh
L = Lohor / Zhuhur 
A = Aar
M = Maghrib
Sedangkan untuk bacaan-bacaan shalat dan doa setelah shalat, guru sebaiknya membimbing siswa untuk menghapalkannya. Sampaikan secara bertahap. Jangan sekaligus, karena otak siswa tidak akan mampu menampungnya. Beri contoh bacaan yang fasih sedikit-sedikit, bagian per bagian. Guru membaca satu kalimat pendek dari doa tersebut lalu meminta murid mengikuti bacaan. Lakukan berulang-ulang sampai murid lantar.
Untuk mengajarkan do’a iftitah anda dapat mengajarnya dengan cara memotong doa itu menjadi beberapa bagian misalnya :
œAjÎøJò· ójòJô· C óÉú¼»A
õA jÎøRò· øÉú¼ø»A òfôÀòZ»A òË
õÝÎøu C òË õÑ òjô¸óI Éú¼»A òÆ BòZôJóm ŒË
Lakukan pembimbingan berulang-ulang, sampai mereka lancar membacanya. Lalu lanjutkan dengan bacaannya berikutnya :
òÏøÈôU òË óOôÈúU òË ÏúÃùA
ò~ôi òÞAòË øPA òÌòÀún»A òjò^ò¯ Ð øhú¼ø»
BõÀø¼ônó¿ Bõ°ÎøÄòY
òÅÎø· òjôróÀ»A òÅø¿ BòÃòC Bò¿òË
Setelah siswa anda lancar melafalkannya, lanjutkan dengan bacaan berikutnya :
Ïø¸ónóÃ òË ÏøM Ýòu úÆG
ÏøM BòÀò¿ òË òÐ BÎôZò¿ ŒË
òÅÎøÀ» B¨»A ò÷L òi øÉú¼ø»
Kemudian lanjutkan :
óÉ» ò¹Í øjòq Ü
óP ôjø¿ •C ò¹ø» òhøI ŒË
òÅÎÀø¼ônóÀ»A òÅø¿ BòÃC Ë
Ingat, siswa anda tidak perlu dipaksa menghapalkannya dalam satu pertemuan. Anda harus bersabar. Lakukan secara bertahap dan berulang-ulang.
Ingat, ada beberapa macam doa iftitah yang diajarkan Nabi. Anda harus jeli pada perbedaan itu. Tanyakan sebelumnya doa iftitah yang telah diajarkan orang tua mereka dan guru ngajinya. Jangan sampai doa yang anda ajarkan bertentangan dengan keyakinan anak didik. Selalu dahulukan akhlak dan tenggang rasa untuk menghadapi perbedaan pendapat.
Dalam menghapalkan bacaan shalat guru hendaknya mengutamakan dan mendahulukan menghapal surat al-fatiha, kemudian bacaan ruku, I’tidal, sujud dan duduk. Bacaan iftitah dan tahiyat dapat disampaikan pada tahap berikutnya.


  1. Metode Kisah
Metode kisah dapat anda gunakan menyampaikannya hikmah-hikmah shalat atau untuk mendorong semangat beribadah. Berikut ini adalah salah satu kisah yang menunjukkan bahwa shalat dapat menjadi penolong kita di saat kesusahan. Dalam buku fadhail a’mal karya Al-kandahlawi diceritakan.
Di kota kufah ada seorang kuli pemikul barang yang sangat dipercaya kaumnya karena kejujurannya. Dia bekerja sebagai pembawa barang dagangan para pedagang, uang dan lain sebagainya.
“ke suatu kota”, jawab kuli itu
Lelaki itu berkata, “saya juga akan pergi ke sana. Saya tidak sanggup berjalan kaki bersamamu. Bolehkah saya mengendarai keledaimu dengan bayaran satu dinar?”
Kuli itu menyetujuinya. Lalu lelaki itu mengendarai keledai. Di tengah jalan, mereka mendapati persimpangan jalan. Lelaki itu bertanya, “jalan mana yang akan engkau lalui?”
Kuli memberi tahu bahwa ia akan menuju ke arah jalan umum. Tetapi lelaki itu berkata, “jalan yang ini lebih dekat dan banyak kemudahan bagi keledai ini, sebab banyak sekali rumput tumbuh disana.”
Kuli itu berkata, “tapi saya belum pernah melewati jalan ini”.
Lelaki itu berkata lagi, “tenang. Saya sudah sering melewatinya. Andak tidak akan tersesat”.
“Baiklah”, kata si kuli setuju. “kita lewati jalan ini saja”
Beberapa saat kemudian, mereka berdua sampai disebuah jalan buntu, di sebuah hutan lebat yang menyeramkan. Disana terdapat banyak sekali mayat berserakan. Lelaki itu turun dari keledai sambil mengeluarkan sejatan tajam, berniat hendak membunuh si kuli. Ternyata dia seorang perampok yang sangat zalim.
“Jangan lakukan hal itu”, kata si kuli, “Ambilah keledai dan barang-barang ini kalau itu keinginanmu, tapi jangan bunuh saya”
Namun lelaki itu tidak mengindahkannya, bahkan bersumpah akan membunuh si kuli terlebih dahulu sebelum mengambil semua barangnya.
Kuli itu memohon sambil memelas, namun orang zalim itu sama sekali tidak menghiraukannya.
“Baiklah,” kata si kuli, “kalau begitu, izinkanlah saya melaksanakan shalat dua rakaat untuk yang terakhir kalinya”
Lelaki itu tertawa sambil mengejek, “ha ha ha, cepat lakukan shalat, mayat-mayat ini pun mengajukan permohonan yang sama denganmu, namun shalatnya sama sekali tidak memberi faedah apapun”
Kuli itu pun mulai melakukan shalat. Namun, setelah membacakan fatihah dia tidak dapat mengingat satu ayat pun untuk dibaca, sedangkan si zalim menyuruhnya untuk mempercepat shalatnya. Didalam kondisi takut dan panik, tiba-tiba ia membaca sebuah ayat :
`¨Br& Ü=Ågä §sÜôÒßJø9$# #sŒÎ) çn%tæyŠ ß#ϱõ3tƒur uäþq¡9$#      
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesilutannya?” (QS. An-Naml:62)

Dia membaca ayat itu sambil menangis. Tiba-tiba muncullah seorang penunggang kuda memakai topi besi yang gemerlapan. Dia menikam si zalim itu hingga tewas.
Ceritakan kembali kisah di atas dengan baik. Ingat tujuan pengisahan ini untuk mendorong semangat siswa untuk melakukan membiasakan shalat. Ceritakan pula bahwa Nabi dan para sahabat membiasakan shalat sunnah saat mendapatkan kesenangan ataupun kesulitan
Evaluasi Pembelajaran
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran anda perlu melakukan evaluasi. Beberapa metode diatas, sebenarnya bisa digunakan juga sebagai alat ukur bagi keberhasilan pembelajaran.
Untuk mengevaluasi aspek-aspek teoritis dan bacaan dari materi shalat yang anda ajarkan, anda dapat memberikan soal-soal untuk menguji memori anak didik. Salah satu metode evaluasi yang dapat anda gunakan adalah metode memory metrix (matrix ingat). Metode ini dapat anda gunakan untuk mengevaluasi ingatan, pemahaman dan pengetahuan awal.
Memory metrix adalah strategi penilaian yang terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom yang menilai ingatan siswa terhadap materi pembelajaran yang penting dan hubungan antar materi serta menilai kecakapan siswa mengorganisir informasi ke dalam kategori-kategori.
Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Siapkan matrik kosong yang terdiri dari kolom-kolom dan baris-baris.
2.      Kemudian, isilah ruang yang kosong dengan fakta-fakta atau perongan kalimat yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
3.      Pastikan kesesuaian atau keserasian antara judul kolom dengan judul baris.
4.      Mintalah siswa untuk mengisi kolom-kolom yang kosong sesuai dengan judul kolom dan judul baris,
5.      Setelah selesai diisi siswa, kumpulkan matrik itu dan anda siap untuk melakukan koreksi hasil kerja siswa.

Contoh I :
No
Nama
Shalat
Jumlah
Rakaat
Waktu pelaksanaan
Boleh Jama/Qashar
1
Subuh
…….
……………
……………..

……..
……..
Saat matahari di atas kepala sampai panjang bayangan setinggi tubuh

2
……….
……..
…………………..
…………..
3
Asar
………
…………………..
…………..
4
……….
Tiga
Rakaat
…………………..
…………..
5
…………
…………
…………………..
Boleh dijama atau qashar dengan magrib saat berpergian

1 komentar:

  1. Jika Anda Bingung Membuat Skriksi Silahkan Kirim Pesan Ke Sbast14n@yahoo.com

    "KAMI SIAP MELAYANI ANDA"

    BalasHapus